fear in love pair
Mereka bilang, aku tidak normal. mereka bilang aku tidak bisa menolak. mereka bilang aku polos dan tak punya pendirian. mereka bilang aku tidak seperti mereka. aku terlalu kekanak-anakan. Aku tidak bisa menjadi dewasa. Jadi, buat apa mereka bergantung padaku? kalau bukan karna ingin mengolok-olok ku?
ya, aku berusaha untuk tak lagi dewasa, buat apa berharap mendekat dengan maut? pikirku.
"buat apa aku harus mengikuti mau orang?" and stop being denial one.
aneh. aku percaya diri tentang diriku, tapi tak ada di kepercayaan pada diriku. Aku tahu aku punya kemampuan, aku tahu aku punya bakat, aku tahu aku punya minat, aku tahu aku bukan seorang yg rendah diri, atau justru abai dengan harga diriku.
tapi, aku tak lagi percaya dengan kepercayaanku dengan orang lain. Aku bisa saja memiliki seribu teman yang bisa ku ajak diskusi kehidupan, seolah mereka sudah kupercaya sebagai pemegang rahasiaku, aku suka membuat orang lain percaya jika aku selalu menjadi prioritas atas hidup mereka.
"KEJAM" pikirku, kenapa aku selalu tak percaya orang sampai-sampai kujadikan permainan?
dunia memberiku kawan yang hebat, dunia memberiku anugrah persahabatan, tapi? aku? tak pernah sekalipun bahagia dgn hal tsb.
"terlalu baik? ahh... pikir mereka semua orang yang baik itu naif ya? justru kamu lah yang menjadi sasaran empuk ku."
mereka yang melihatku menangis tersedu berfikir dirinya sudah kupercaya dalam rahasiaku, mereka jatuh pada penilaian mereka sendiri, seolah anjing berputar-putar mengejar ekornya siang hingga malam, saat waktunya mereka berhasil menggigit dengan bangga, saat itulah rasa sakit muncul menyadarkan kebodohan mereka.
buruk nya diriku.
andai, aku memiliki paasangan yang kupillih dengan kalimat "iya, aku suka dan cinta dengan mu"
saat itulah lelaki malang menjadi sasaran empuk ke-egoisanku,
ahhh.... itulah mengapa aku tak lagi berharap mencintai dan dicintai kembali, aku tahu aku tidak sebaik itu. aku tahu diriku bisa menjadi bom waktu di kehidupannya.
maaf sekali lagi, kita tak lagi berhubungan bak melankolia, tak lagi aku ingin bersandar pada sandaran yang akan aku pijak-pijak nantinya.
maaf, aku suka dan cinta tapi tak mau lagi berharap dirimu mengejarku kembali. walau kemanapun kau berpijak. akan kuhempas batu tuk kujadikan pasakmu.
Komentar
Posting Komentar
Tolong bicaranya yang sopan, jangan nyepam!!! (; ・`ω・´)